top of page
Search
  • Writer's pictureWomen In Power

DAMPAK TRAUMA YANG DIALAMI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL


Sumber Gambar: Pexels.com – Rafael Serafim


Jakarta – Menurut Komnas Perempuan, rata-rata 35 perempuan menjadi korban kekerasan seksual di Indonesia setiap harinya. Hampir 70 persen dari kasus kekerasan terhadap perempuan, baik fatal maupun nonfatal, dilakukan oleh anggota keluarga atau pasangan (pacar atau suami). Berbagai macam reaksi dapat mempengaruhi korban. Efek dan dampak kekerasan seksual (termasuk perkosaan) dapat mencakup trauma fisik, emosional, dan psikologis.

Seperti yang dilansir dari laman Mental Health America, “pelecehan dan kekerasan seksual akan memiliki efek, baik dalam jangka pendek maupun panjang terhadap kesehatan korban”. Sejumlah efek di bawah ini tidak selalu mudah untuk ditangani, tetapi dengan bantuan yang tepat dan dukungan, mereka dapat dikelola dengan baik. Mempelajari lebih dalam dapat membantu Anda menemukan bentuk perawatan terbaik untuk memulai proses penyembuhan, bagi Anda maupun orang terkasih. Berikut trauma yang dialami korban kekerasan seksual.

1. Depresi

Depresi adalah gangguan mood yang terjadi ketika perasaan yang diasosiasikan dengan kesedihan dan keputusasaan terus terjadi berkelanjutan untuk jangka waktu yang lama hingga mengganggu pola pikir sehat.

2. Sindrom trauma perkosaan / PTSD

Sindrom trauma perkosaan (Rape Trauma Syndrome/RTS) adalah bentuk turunan dari PTSD (gangguan stres pasca trauma), sebagai sesuatu kondisi yang mempengaruhi korban perempuan — muda dan dewasa — dari kekerasan seksual. Kekerasan seksual, termasuk perkosaan, dipandang oleh wanita sebagai situasi yang mengancam nyawa, memiliki ketakutan umum akan mutilasi dan kematian sementara serangan terjadi.

3. Disosiasi

Dalam istilah yang paling sederhana, disosiasi adalah pelepasan dari realitas. Disosiasi adalah salah satu dari banyak mekanisme pertahanan yang digunakan otak untuk mengatasi trauma kekerasan seksual. Banyak pakar percaya bahwa disosiasi ada pada sebuah spektrum. Di salah satu ujung spektrum, disosiasi dikaitkan dengan pengalaman melamun.

4. Gangguan makan

Kekerasan seksual dapat mempengaruhi penyintasnya dalam berbagai cara, termasuk persepsi diri terhadap tubuh dan otonomi pengendalian diri dalam kebiasaan makan.

5. Hypoactive sexual desire disorder

Hypoactive sexual desire disorder (IDD/HSDD) adalah kondisi medis yang menandakan hasrat seksual rendah. Kondisi ini juga umum disebut apatisme seksual atau keengganan seksual.

6. Dyspareunia

Dyspareunia adalah nyeri yang dirasakan selama atau setelah berhubungan seksual. Kondisi ini dapat menyerang pria, namun lebih sering ditemukan pada wanita.

Apabila anda telah mengalami kekerasan seksual tidak ada salahnya untuk anda melapor, pada orang yang benar – benar anda percaya. Apabila keadaan anda semakin memburuk dan mengancam nyawa, segeralah anda menghubungi ke pihak berwajib.

Penulis : Stella Bella

Sumber : Goentoro, d., & Azmi, N. (2020). 4 Cara Mengatasi Trauma Akibat Pelecehan Seksual.https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/mengatasi-trauma-akibat-pelecehan-seksual/


1 view0 comments

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page